Warnet Semakin Sepi

 
Bukan bermaksud membuat semangat para owner warnet jadi mlempem, tapi ini hanyalah sebuah pemikiran yang saya rasakan selama mengelola warnet.
Beberapa tahun terakhir ini saya perhatikan banyak warung internet (warnet) yang mulai sepi pengunjung, bahkan banyak pemilik usaha warnet yang sudah menutup usaha mereka. Ada banyak alasan, yang paling utama barangkali dikarenakan makin sepinya pengunjung warnet dan makin tingginya biaya operasional, sehingga hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan.
Beberapa tahun yang lalu, sangat mudah saya menemukan warnet, satu demi satu bermunculan warnet-warnet yang memang kala itu hasilnya sangat menjanjikan. Tak jarang satu warnet membuka cabang pada lokasi lainnya, dan persaingan harga juga ketat mengingat banyaknya warnet yang bermunculan. Pengunjung yang jumlahnya banyak terkadang harus rela antri atau tidak kebagian tempat.

Kini semua sudah berubah, warnet yang dulunya menjamur satu persatu mulai gulung tikar. Kemudahan dalam akses internet dan murahnya tarif yang diberlakukan operator seluler turut mendorong sepinya pengunjung warnet. Dulu hampir setiap hari orang berbondong-bondong ke warnet, namun setelah tahun 2011 banyak orang memiliki modem sendiri akhirnya tak lagi pergi ke warnet, kalaupun masih ke warnet itu karena satu dan lain hal.

Beberapa faktor yang mempengaruhi sepinya usaha warung internet (warnet) menurut analisa saya dinataranya adalah:
  • Kemudahan mengakses internet dengan adanya internet gratis di tempat umum atau tempat-tempat tertentu
  • Harga modem yang semakin murah
  • Tarif internet yang murah, karena saat ini provider berlomba dalam mencari pelanggan sebanyak-banyaknya
  • Kecepatan akses internet di wanet yang tidak memuaskan, karena banyak dijumpai warnet lelet sehingga pengguna warnet jadi enggan ke warnet
 
 Game online yang digadang-gadang mampu membuat usia warnet bertahan lebih lama, ternyata harus berhadapan dengan realita yang sangat majemuk. Apalagi paradigma maysarakat yang beranggapan bahwa game online itu merusak generasi muda, tentu membawa benturan psikologis yang tak dapat dianggap enteng oleh pengelola warnet.

Akankah nasib warnet seperti wartel, yang beberapa tahun silam harus mengakhiri bisnisnnya lantaran tergusur oleh sebuah alat yang sangat sederhana; yakni hand phone  ?
Tentu pertanyaan ini akan kita tahu jawabannya beberapa tahun kedepan.
Itulah diantaranya faktor yang menurut pendapat saya berpengaruh terhadap sepinya usaha warnet, hal tersebut juga yang mempengaruhi rasa nyaman saya sebagai pengelola warnet. Semoga saja muncul inovasi dari para pengusaha warnet agar para pelanggan atau pengguna yang dulu ramai menjadi ramai seperti dulu lagi, sehingga warnet akan mampu bertahan lebih lama.