Ternyata banyak juga yang memandang sinis teradap DBC, bahkan tak tanggung-tanggung , ada yang menyebutnya bisnis spam, hoax, bahkan penipuan. Mungkin ini hal yang lumrah, karena masing-masing orang berhak mengemukakan pendapatnya, terlepas dari ada bukti kuat atau tidak. Toh kita tidak sedang membahas hukum pidana, yang mengikuti azas praduga tak bersalah. Kita hanya sedang
bersaing sengit melawan kekalahan ekonomi, yang kadang justru menjerumuskan sebagian orang ke dalam hal-hal yang kurang dipahami dengan detail.
Target para consultant DBC tentu saja bonus yang berlimpah, entah yang berbentuk saldo rekening, sampai hadiah berbentuk benda yang nilainya ratusan juta. Nah...... mungkin, (sekali lagi saya bilang mungkin), karena bisnis DBC tidak kita pahami dengan utuh, maka yang kita dapatkan bukan limpahan bonus seperti yang kita bayangkan.
Sebenarnya, semua jenis bisnis itu memerlukan kerja keras, disiplin, pandai membaca peluang, dan tahan banting menghadapi cobaan. Demikian juga dengan bisnis di DBC. Sangat mustahil kita dapatkan bonus melimpah, jika bisnis DBC dilakukan dengan setengah hati. Bahkan yang lebih celaka, jika kita tak mengenal system bisnis yang digunakan di DBC.
DBC itu kan MLM
Terus kenapa jika MLM ? Ini memang termasuk salah satu jenis strategi pemasaran, yaitu dengan cara penjualan langsung, tanpa melalui alur distribusi dan promosi selain melalui para membernya untuk langsung disampaikan kepada konsumen. Bahkan di Amerika Serikat pun banyak perusahaan besar yang menggunakan sistem ini.
Layakkah jika kita mengharap bonus berlimpah, padahal kita tak pernah berbuat ?
Pantaskah kita megenyam rasa panis, padahal kita tak pernah melangkah ?