Busi


busiObrolan seputar dunia otomotif akan selalu menarik (bagi yang tertarik tentunya) , nah kali ini, akan saya bagikan tentang seputar masalah busi pada kendaraan bermotor anda, siapa tahu ada yang bisa kita petik ilmunya dari posting saya edisi spesial Dunia Otomotif kali ini, yuuu simak..
Kalau akhir-akhir ini motor kamu terasa boros, ada baiknya curiga kondisi pembakaran yang kurang sempurna. Bagaimana cara ngeceknya?
Ternyata caranya cukup mudah kok. Hanya dengan melihat warna elektroda busi. Karena saat terjadi pembakaran, elektroda busi berada di dalam ruang bakar. Caranya tentu harus melepas busi terlebih dahulu. Lalu perhatikan warna elektroda atau mulut busi.
Hitam kering, tanda boros bahan bakar
busi 3terlalu basah
“Bila warnanya hitam kering atau berjelaga pertanda pembakaran tidak sempurna. Campuran pembakaran terlalu gemuk atau kaya. Warna hitam disebabkan bensin tidak terbakar habis sehingga menempel pada mulut busi,” buka Udin, kepala mekanik AHASS Clara Motor di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“Ada dua penyebab. Bisa disebabkan settingan bensin di karburator dan kerenggangan klep tidak tepat atau pengapian yang bermasalah,” lanjut Coki dari JP Racing. Misal setelan angin terlalu nutup, spuyer aus atau kegedean, bahkan filter udara tersumbat juga bisa menyebabkan pembakaran terlalu kaya.
Begitu juga dengan setelan klep yang terlalu renggang. Bensin yang masuk ke ruang bakar terlalu banyak sehingga tidak bisa terbakar habis. Solusinya motor harus disetting ulang. “Biasanya bila sudah terlalu lama tidak di service, settingan motor akan berubah dan tidak ekonomis lagi,” lanjut Coki yang bengkelnya berada di kawasan Bintaro ini.
Kecoklatan, pembakaran sempurna
busiNormal 
Putih tandanya terlalu kering
busiterlalu kering
Namun bila pengapian yang bermasalah, busi jadi perhatian pertama. Diantara begitu banyak part pengapian, umur busi yang paling pendek. “Biasanya umurnya antara 6000 sampai 7000 km tergantung pemakaian. Lebih dari itu performanya akan turun dan pastinya pembakaran jadi kurang sempurna,” jelas Udin.
Lantas seperti apa warna busi yang pembakarannya sempurna? “Warna busi akan terlihat kecoklatan,” tutup Coki. Namun jangan kelewat irit. Kalau terlalu irit warna busi jadi putih dan mesin akan cenderung lebih panas.

Cara mengetahui kondisi mesin dengan melihat warna busi

Keadan mesin mobil atau motor dapat di diagnosa melalui tampilan warna busi, dengan melihat tampilan warna busi kita bisa mengetahui kondisi mesin, apakah mesin boros bensin, mesin dalam keadaan normal, mesin over heating atau boros oli.
Untuk jelasnya lihat saja gambar dan keterangan di bawah:
Mesin dalam keadaan normal.
Kondisi mesin mudah dihidupkan, juga pada putaran mesin tinggi ataupun rendah, mesin berjalan dengan baik.
Keadaan mesin seperti diatas bisa dilihat pada insulator busi yang berwarna coklat atau keabu-abuan. Hanya sedikit terdapat bekas pembakaran yang menutupi elektroda-elektrodanya. Lihat gambar di bawah.
Normal
Mesin tidak normal.
Mesin susah dihidupkan, mesin tidak stabil pada kecepatan rendah. Penambahan kecepatan tidak bekerja lagi dan terjadi mesin mati.
Hampir 90% gangguan mesin yang disebabkan oleh busi, dikarenakan kotor oleh endapan karbon ( carbon fouling ), kotor oleh endapan oli (olie fouling) dan kotor oleh endapan timah hitam ( lead fouling).
Penyebab keadaan terjadinya carbon fouling adalah:
1. Kesalahan pemakayan nomor tingkat panas busi.
2. Pemakaian bahan bakar berlebihan ( karburator banjir, penyetelan karburator terlalu kaya, cuk tidak sempurna pada posisi off. atau saringan udara karburator tersumbat ).
3. Bahan bakar tidak baik mutunya.
4. Terlalu lama dipakai pada kecepatan rendah.
5. Pembakaran oleh busi telat.
Keadaan mesin seperti diatas dapat dilihat pada warna insulator dan elektroda busi yang tertutup oleh lapisan serbuk karbon kering berwarna hitam.
Penyebab keadaan terjadinya olie fouling adalah:
1. Kerusakan pada piston ring piston ring aus atau kerenggangan klep tidak tepat.
2. Campuran bahan bakar dan udara tidak tepat terlalu banyak bahan bakar (campuran kaya).
3. Pada mesin 2 tak campuran oli sampan terlalu banyak atau lebih dari standar.
4. Mesin baru saja turun atau overhaul dimana pada waktu pasang bagian mesin menggunakan banyak oli.
Keadan mesin seperti diatas dapat dilihat pada insulator dan elektroda busi yang basah oleh oli, sehingga warnanya kelihatan hitam dan basah.
Penyebab keadaan terjadinya lead fouling adalah:
Bensin dicampur dengan senyawa timah hitam. Bekas pembakaran senyawa ini menempel pada ujung busi. Bila kendaraan berakselerasi dengan kecepatan tinggi, senyawa tersebut akan meleleh sehingga terjadi kebocoran listrik dan menyebabkan kegagalan pembakaran.
Mesin terasa tersendat-sendat pada waktu menambah kecepatan ( berakselerasi ) atau pada kecepatan tinggi.
Keadaan mesin seperti diatas dapat dilihat pada insulator busi berwarna kuning juga coklat.
Penyebab terjadinya Kotoran oleh endapan (deposit fouling) adalah:
1. Oli yang dipakai kurang baik mutunya.
2. Saringan udara kalburator tidak ada atau tidak di pasang.
3. Untuk mesin 4 tak oli ikut masuk kedalam ruang bakar dan ikut terbakar (piston dan piston ring aus)
Mesin dalam kondisi ada gangguan pembakaran pada waktu menambah kecepatan atau pada waktu kecepatan tinggi
Keadaan mesin diatas dapat dilihat pada kondisi insulator dan elektroda busi terdapat endapan hasil pembakaran atau kerak busi dengan warna bermacam macam.
Penyebab terjadinya panas berlebih ( over heating ) adalah:
1. Keliru memilih nomor tingkat panas busi.
2. Penyetelan pengapian taidak tepat, innition timing terlalu cepat.
3. Sistem pendingin tidak baik.
4. Campuran bensin terlalu kurus terlalu banyak udara.
Tenaga mesin menjadi hilang dan kecepatanpun berkurang. Hal ini timbul apabila dalam kecepatan tinggi, pendakian yang lama atau dengan muatan yang berat. Bila keadaan tersebut di biarkan bisa menyebabkan busi meleleh dan piston pun bisa rusk berlubag.
Keadaan mesin diatas dapat dilihat pada kondisi insulator busi yang berwarna putih pucat dan pada elektrodanya terbakar berwarna keungu-unguan serta terlihat aus. Bila kondisi ini dibiarkan ujung-ujungnya elektroda dapat meleleh.



1. Normal
Warna abu-abu merata atau merah bata dari ujung elektroda sampai selongsong busi. Kalau ada warna abu-abu muda, maka settingan karburator terlalu irit bensin.
Kalau ada warna gelap atau hitam pekat, maka setingan karburator terlalu boros bensin.

2. Basah
Ujung busi basah, basahnya ini basah oli bukan bensin, maka ada yang bocor di mesin kita, bisa dari ring piston goyang, bos klep bocor atau oli mesin terlalu banyak hingga seal klep kalah/bocor. Oli ini ikut terbakar di ruang pembakaran mesin dan meninggalkan sisa basah oli. Biasanya pada motor 2-tak disebabkan karena terlalu banyaknya campuran oli samping.

3. Tertutup Kerak
Hal ini disebabkan karena kualitas bahan bakar yang kita pakai jelek, ada campuran kotoran, atau sudut pengapian yang terlalu maju, dan bisa jadi salah pilih jenis busi.

4. Rata dengan keramik
Ini artinya businya sudah terlalu sering diamplas jadi sudah abis, Gantilah dengan yang baru.

5. Cacat/Rusak
Artinya bensin yang kita pakai jelek sehingga terjadi gejala detonasi (nglitik) atau jarak elektroda busi terlalu jauh. Makanya beli bensin harus pilih-pilih, jangan asal cepat, nggak antri. Tapi jangan kira juga loh kalau di SPBU bensinnya bagus, ada juga SPBU yang nakal, nyampur bensin + minyak tanah. Coba sekali-kali cek kondisi bensin yang kita beli.

6. Penuh Bulu Putih
Ini artinya ada cairan radiator yang bocor dan ikut terbakar di ruang pembakaran mesin.

7. Meleleh
Ini artinya busi menyala sebelum waktunya disebabkan nilai oktan bensin yang terlalu jelek/rendah, derajat pengapian terlalu maju atau mesin terlalu panas.

8. Mengkilap
Busi basah karena sisa bensin yang tidak ikut terbakar, bukan oli. Ini artinya settingan karburator kurang pas, terlalu boros. Atau bisa juga salah pilih jenis busi, kurang dingin.

Tips Merawat Busi
Meski bentuknya kecil.Busi (dari bahasa Belanda bougie) atau spark plug pada sistem pengapian berfungsi sebagai alat untuk memercikan api listrik guna membakar campuran gas pada ruang bakar. Percikan api listrik ini diperoleh dari tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil. Tanpa percikan bunga api yang dihasilkannya, mesin tak akan bekerja. Agar mesin bekerja prima sebaiknya Anda rajin memerhatikan kondisi busi.Salah satu cara perawatannya adalah membersihkan busi dari kotoran dan sisa pelumas. Berikut ini cara perawatan busi.
  • Lepaskan semua busi dengan kunci busi, jangan sekali-kali memakai kunci pas.Periksalah kondisinya. Jika busi kering dan berkerak abu-abu menandakan kondisi pembakaran motor Anda baik. Bila basah serta kerak berwarna hitam, menggambarkan pembakaran mesin kurang sempurna.
  • Sebelum busi dilepas, lubang tempat busi bersemayam harus dibersihkan terlebih dahulu. Cukup dengan kain bersih. Ketika melakukan pembersihan, cek kondisi penutup busi apakah masih dalam kondisi baik. Bersihkan mulut busi bagian luar dengan menggunakan sikat kawat. Untuk memudahkan pembersihan, busi direndam dengan bensin atau minyak tanah sebelum dibersihkan. setelah bersih keringkan. Bersihkan elektrode masa dengan kikir plat tipis. Ukur celah busi untuk mengoptimalkan kinerja busi Anda.
  • Periksa kembali celah antara elektroda positif (bagian membulat) dan elektroda negatif (bagian melengkung yang nampak keluar dari busi). Kembalikan pada posisi normal sesuai buku petunjuk. Pada umumnya celah busi berjarak 0,8 mm-1,2mm.
  • Setelah itu masukkan kembali busi pada tempatnya. Harap diingat, jangan mengencangkan busi hingga terlalu keras. Sebab, bila itu terjadi busi akan sulit kembali dilepas atau bisa saja menyebabkan rusaknya arus ulir pada lubang mesin. Bersihkan busi secara teratur. Agar umur pemakaian busi Anda bisa lebih panjang, sebaiknya setiap 5.000 km Anda membersihkannya dengan tiupan angin atau dengan sikat khusus.
  • Perawatan busi akan sangat membantu proses optimasi pembakaran. Sehingga tak saja busi, platina maupun injektor juga akan lebih awet.

busi 1
Kesimpulan sederhanya : kalo mau cek kondisi mesin motor, ga perlu susah2 turun mesin terlebih dahulu, cukup cek dari kondisi busi nya aja udah bisa ketauan.
Jenis jenis Busi dan Tips untuk memilihnya
1. Busi standart
Bahan ujung elektroda dari nikel dan diameter center electrode rata-rata 2,5 mm. Jarak tempuh busi standar sampai sekitar 20 ribu Km, ketika kondisi pembakaran normal dan tak dipengaruhi oleh faktor lain macam oli mesin dan konsumsi BBM yang berlebihan efek peningkatan spek karbu. Busi ini bawaan motor setiap diluncurkan dari pabrikan.
2. Busi Platinum
Ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode dari platinum, jadi pengaruh panas ke metal platinum lebih kecil. Diameter center electrode 0,6 mm – 0,8 mm, jarak tempuh busi sekitar 30 ribu km. Busi ini favorit bikers penyuka touring karena kemampuannya
3. Busi Iridium
Ciri khasnya ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electroda dari iridium alloy warna platinum buram. Diameter center electroda 0,6 mm – 0,8 mm mm. Jarak tempuh busi sekitar 50 ribu sampai 70 ribu km. berumur lama cocok buat mesin motor besar diatas 150cc. Bisa dikatakan semi kompetisi, biasa diaplikasi buat mesin non standar 

4. Busi Racing
Busi yang tahan terhadap kompresi tinggi, serta temperatur mesin yang tinggi. Dipersiapkan untuk mampu mengimbangi pemakaian full throttle dan deceleration.
Busi racing tidak sama dengan busi Iridium. Diameter center electroda pun relatif kecil meruncing macam jarum. Jarak tempuh busi juga relatif pendek di 20 ribu – 30 ribu Km, untuk rpm tinggi diatas 6000 pada temperatur mesin yang tinggi.
Dalam memilih busi ada baiknya kita berdasar pada :
1. Perbandingan kompresi mesin
Jika perbandingan kompresi mesin tinggi maka sebaiknya kita memilih busi dingin, hal ini dikarenakan busi dingin lebih baik dalam transfer panas, sedangkan kalau kompresi mesin rendah lebih baik kita menggunakan busi panas. penggunaan mesin kompresi rendah menggunakan busi dingin tidak akan menambah tenaga dan bahkan akan membuat busi cepat mati.
2. Daerah tempat tinggal
Untuk daerah bersuhu dingin, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi, paling pas memakai busi panas. Sebab, pemakaian busi dingin akan mempercepat penumpukan kerak. Sedang, daerah panas macam tepi laut atau metropolis, lebih baik memakai busi dingin. Untuk mencegah terjadinya pre ignition atau pembakaran dini.
3. Penggunaan
Jika penggunaan kendaraan kita sering  bepergian jauh ada baiknya kita memakai busi agak dingin, hal ini dikarenakan semakin sering mesin menyala maka suhu mesin sangat tinggi dan ini harus diimbangi dengan transfer panas yang baik, akan tetapi jika untuk pemakaian harian biasa ada baiknya kita menggunakan busi standar pabrik. Demikian pula jika spesifikasi mesin sudah diubah maka ada baiknya kita menyesuaikan pemilihan busi dengan ubahan mesin apalagi jika kompresi  mesin dinaikkan maka kita harus menggunakan busi racing.
Daftar Kode Busi Untuk motor anda 
HONDA
MODEL
NGK STD
NGK PLATINUM
NGK IRIDIUM
DENSO STD
DENSO IRIDIUM
BEAT
NMP
SCOOPY
SPACY
CPR8EA-9
CPR8EAGP-9
-
U24EPR9
IU24
BLADE
ABS REVO
CPR6EA-9S
-
-
U20EPR9s
IU20
CS1
SONIC 125
CR8E
CR8EGP
CR8EIX
U24ESR-N
IU24
GL PRO/MAX
MEGA PRO
TIGER SERIES
DP8EA-9
DPR8EGP-9
DPR8EIX-9
X24EP-U9
IX24B
KARISMA
KIRANA
SUPRA 125
CPR6EA-9
CPR6EAGP-9
-
U20EPR-U9
IU20
NSR 150
B8ES
B8EVX
BR8EIX
W24ES-U
IW24
REVO
SUPRA SERIES
C7HSA
C7HVX
CR7HIX
U22FS-U
IUF22
VARIO
CR7EH-9
-
CR8EHIX-9
U22FER-9
IUH24
VARIO 125i
PCX SERIES
CPR7EA-9
CPR8EAGP-9
-
U22EPR-9
IU22
YAMAHA
MODEL
NGK STD
NGK PLATINUM
NGK IRIDIUM
DENSO STD
DENSO IRIDIUM
VIXION
CR8E
CR8EGP
CR8EIX
U24ESR-N
IU24
JUPITER MX
BYSON
CPR8EA-9
CPR8EAGP-9
-
U24EPR9
IU24
MIO
NOUVO
MIO SOUL
C7HSA
C7HVX
CR7HIX
U22FSR-U
IUF22
SCORPIO SERIES
DP8EA-9
DPR8EGP-9
DPR8EIX-9
X24ES-U
IX24
JUPITER Z
VEGA
C7HSA
C7HVX
CR7HIX
U22FS-U
IUF22
MIO SPORTY
CR8E
CR8EGP
CR8EIX
U24ESR-N
IU24
SUZUKI
MODEL
NGK STD
NGK PLATINUM
NGK IRIDIUM
DENSO STD
DENSO IRIDIUM
FU 150
THUNDER 125
FXR 150
CR8E
CR8EGP
CR8EIX
U24ESR-N
IU24
ARASHI
SHOGUN 110
SHOGUN 125
SMASH  TITAN
CR6HSA
CR6HGP
CR7HIX
U20FS-U
IUF22
THUNDER 250
D8EA
D8EVX
DR8EIX
X24ES-U
IX24
SPIN
SKYWAVE
CR6HSA
CR6HGP
CR7HIX
U20FSR-U
IUF22
SATRIA RU120
BP8ES
BPR8EGP
BPR8EIX
W24ES-U
IW24
KAWASAKI
MODEL
NGK STD
NGK PLATINUM
NGK IRIDIUM
DENSO STD
DENSO IRIDIUM
ATHLETE
BLITZ 125
KAZE
ZX 130
CR6HSA
CR6HGP
CR7HIX
U20FS-U
IUF22
NINJA R
BP8ES
BPR8EGP
BPR8EIX
W24ES-U
IW24
NINJA RR
B9ECS
-
-
W27ES-U
IW27
NINJA 250
CR8E
CR8EGP
CR8EIX
U24ESR-N
IU24
BAJAJ
MODEL
NGK STD
NGK PLATINUM
NGK IRIDIUM
DENSO STD
DENSO IRIDIUM
P.XCD 125
-
-
CR9EIX
U27ESR-N
IU27
PULSAR  180
-
-
CR9EIX
U27ESR-N
IU27
PULSAR 200
-
-
CR9EIX
U27ESR-N
IU27
Arti Kode pada busi :
W24ES-U (Denso)
W   : Diameter ulir busi (W-14 mm)
24   : Tingkat panas busi, kalau nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin
E    : Panjang ulir 19 mm
S    : Tipe penggunaan busi S-standar
U    : Konfigurasi gap busi CPR 7HSP-9 (NGK)
C     : Diameter ulir busi (B : 14 mm, C : 1 0mm, D : 12mm)
P     : Type rancangan busi (hanya pabrikan yg tahu kode ini)
R     : Busi dengan resistor di dalamnya (untuk mesin dengan teknology digital menggunakan busi type ini untuk menghindari terjadinya frekuensi yg dapat mengganggu pembacaan sensor digital)
“7″  : Tingkat panas busi. Kalau tambah kecil angkanya 6, 5, 4 disebut busi panas dan sebaliknya tambah besar 8, 9 diklaim sebagai busi dingin
H    : Panjang ulir busi, ada tiga jenis kode huruf yang dipakai. Kalau H = 12,7 mm , E = 19 mm dan L = 11,2 mm
S     : Type elektroda tengah. Kode lain, ada IX artinya bahan iridium dan G menunjukkan tipe busi racing. Kalau P platinum dan S standar.
“9″  : Celah inti elektroda busi, angka 9 artinya celah busi 0,9mm dan kalau 10 celah busi 1 mm
Kode elektroda busi
C    : Copper Core Center Elektroda
D    : 2 ground Electroda
P    : Platinum Elektroda
R    : Burn off Resistor
S    : Silver electroda
T    : 3 Ground Elektroda
V    : Wide Gap 1,3 mm
W    : Wide Gap 0,9 mm
X    : Wide Gap 1,1 mm
Y    : Wide Gap 1,5 mm
Z    : Wide Gap 2,0 mm
Masalah Pada Busi
1. Kerak yang banyak di ujung busi, penyebabnya adalah:
– Part pengapian ada yang rusak, Seperti CDI, koil dan cop busi
– Terlalu lama mengendarai motor di RPM rendah
– Bahan bakar dan udara campurannya terlalu gemuk
– Kode busi terlalu dingin
2. Panas busi berlebihan
– Kode busi terlalu panas
– Setingan udara /bahan-bakar terlalu kering
– Penumpukan kerak di ruang bakar mulai banyak
– Terlalu sering full throtle
Jarak gap pada busi dan akibatnya
1. Gap busi terlalu rapat
Kelemahannya pengapian akan kecil tidak sesuai dengan pembakaran, Tapi keuntungannya, busi selalu  memercikan api di setiap peningkatan rpm mesin dengan kurva yang rapat.
2. Gap busi terlalu renggang
Kelemahannya pengapian pada rpm dan kecepatan tinggi akan kacau, tapi pengapian pada rpm rendah dan menengah pembakarannya lebih sempurna.